Bangsa Arab sebelum lahirnya Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw dikenal sebagai bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Letak geografis yang yang cukup strategis membuat Islam yang diturunkan di Makkah menjadi cepat disebarluaskan ke berbagai wilayah. Di samping juga didorong oleh faktor cepatnya laju perluasan wilayah yang dilakukan umat Islam,[1] dan bahkan bangsa Arab telah dapat mendirikan kerajaan di antaranya Saba’, Ma’in dan Qutban serta Himyar yang semuanya berasa di wilayah Yaman.[2]
Dalam
penjelasan makalah berikut akan membahasa dan memecahkan masalah-masalah yang
kami rumuskan sebagai berikut :
1.
Bagaimana geografi jazirah Arab sebelum Islam
2.
Bagaimana Bangsa Arab dan Struktur masyarakatnya sebelum Masuknya Islam kesana
3.
Bagaimana agama bangsa Arab sebelum Islam
4.
Bagaimana Pemerintahan dan kebudayaan bagsa Arab Pra-Islam.
Geografis
Jazirah Arab Pra-Islam
Jazirah arab menjelang kelahiran islam diapit oleh dua kerajaan besar yaitu Romawi Timur di sebelah barat sampai ke laut Adriatik dan Persia di sebelah timur sampai ke sungai Dijlah. Kedua kerajaan besar itu disebut hegemoni di wilayah sekitar Timur Tengah. Sebenarnya Jazirah Arab bebas dari pengaruh kedua kerajaan tersebut, kecuali daerah-daerah subur seperti: Yaman dan daerah-daerah sekitar teluk Persia. Wilayah jazirah arab di teluk Persia termaksud daerah kekuasaan kerajaan Persia. Dengan demikian daerah hijau bebas dari pengaruh-pengaruh politik dan budaya dari luar. Islam yang dasar-dasarnya diletakkan oleh Nabi Saw di Mekkah dan di Madinah adalah agama yang murni, tidak dipengaruhi baik oleh perkembangan agama-agama yang ada di sekitarnya maupun kekuasaan politik yang meliputinya.[4]
Jazirah arab menjelang kelahiran islam diapit oleh dua kerajaan besar yaitu Romawi Timur di sebelah barat sampai ke laut Adriatik dan Persia di sebelah timur sampai ke sungai Dijlah. Kedua kerajaan besar itu disebut hegemoni di wilayah sekitar Timur Tengah. Sebenarnya Jazirah Arab bebas dari pengaruh kedua kerajaan tersebut, kecuali daerah-daerah subur seperti: Yaman dan daerah-daerah sekitar teluk Persia. Wilayah jazirah arab di teluk Persia termaksud daerah kekuasaan kerajaan Persia. Dengan demikian daerah hijau bebas dari pengaruh-pengaruh politik dan budaya dari luar. Islam yang dasar-dasarnya diletakkan oleh Nabi Saw di Mekkah dan di Madinah adalah agama yang murni, tidak dipengaruhi baik oleh perkembangan agama-agama yang ada di sekitarnya maupun kekuasaan politik yang meliputinya.[4]
Jazirah
Arab berbentuk empat persegi panjang, yang sisinya tidak sejajar. Di sebelah
barat terbatas dengan lautan merah, di sebelah selatan dengan laut arab, di
sebelah timur dengan teluk arab (Persia) dan di sebelah utara dengan gurun
pasir Irak dan Syiria. Kemudian Jazirah Arab ini terbagi kepada bagian tengah
yang terdiri dari padang pasir dan gurun-gurun yang jarang penduduknya dan
bahagian tepi merupakan sebuah pita kecil yang melingkari bagian tengah dan
subur daerahnya dan banyak kota yang ada seperti: Bahrain, Oman. Bagian tengah,
terbagi kepada bagian utara di sebut dengan Nejedan bagian selatan di sebut
dengan al-Ahkaf yang jarang penduduknya karena itu disebut dengan al-Rub
al-Khalli.
Jazirah
dalam bahasa Arab berarti pulau. Jadi “Jazirah Arab” berarti “pulau Arab”.
Sebagian ahli sejarah menamai tanah Arab itu dengan “Shibhul Jazirah” yang
dalam bahasa Indonesia berarti “Semenanjung”. Dilihat dari peta, Jazirah Arab
berbentuk persegi panjang yang sisi-sisinya tidak sejajar.[5] Batasan-batasan alam yang membatasi
Jazirah Arab adalah :
-
Di bagian barat:berbatasan dengan Laut Merah.
-
Di bagian timur:berbatasan dengan Teluk Arab.
-
Di bagian utara:berbatasan dengan Gurun Irak dan Gurun Syam.
-
Di bagian selatan:berbatasan dengan Samudra Hindia.
Jazirah
Arab terbagi atas dua bahagian yaitu bagian tengah dan bagian tepi. Setiap
bagian memiliki bentangan alam tersendiri. Bagian tengah terdiri dari daerah
pegunungan yang amat jarang dituruni hujan. Di bagian tengah inilah orang Badui
tinggal. Bagian tengah dari Jazirah Arab terbagi menjadi dua bagian yang lebih
kecil yaitu: Bagian utara yang disebut Najed dan bagian selatan yang disebut
Al-Ahqaf. Bagian selatan penduduknya amat sedikit. Karenanya bagian ini disebut
Ar-Rab'ul Khali (tempat yang sunyi). Jazirah Arab bagian tepi merupakan sebuah
pita kecil yang melingkari Jazirah Arab. Pada bagian tepi ini, hujan yang turun
cukup teratur. Bagian tepi inilah yang didiami oleh orang atau penduduk kota.
Sedangkan ahli –ahli ilmu purba membagia Jazirah Arab menjadi tiga bagian :
1.
Arab Petrix, yaitu daerah-daerah yang terletek di sebelah barat daya lembah
Syam.
2.
Arab Deserta, yaitu daerah Syam sendiri.
3.
Arab Felix, yaitu negeri Yaman yang terkenal dengan sebutan “Bumi Hijau”.
B.
Asal usul masyarakat Arab
Adapun beberapa suku yang tinggal di jazirah arab,[6] yaitu :
Adapun beberapa suku yang tinggal di jazirah arab,[6] yaitu :
1.
Arab Ba’idah
Yaitu bangsa arab yang telah musnah yaitu, orang-orang arab yang telah lenyap jejaknya. Jejak mereka tidak dapat diketahui kecuali hanya terdapat dalam catatan kitab-kitab suci. Arab Ba'idah ini termaksud suku bangsa arab yang dulu pernah mendiami Mesopotamia akan tetapi, karena serangan raja namrud dan kaum yang berkuasa di Babylonia, sampai Mesopotamia selatan pada tahun 2000 SM suku bangsa ini berpencar dan berpisah ke berbagai daerah, di antara kabilah mereka yang termaksud adalah: 'Aad, Tsamud, Ghasan, Jad.
Yaitu bangsa arab yang telah musnah yaitu, orang-orang arab yang telah lenyap jejaknya. Jejak mereka tidak dapat diketahui kecuali hanya terdapat dalam catatan kitab-kitab suci. Arab Ba'idah ini termaksud suku bangsa arab yang dulu pernah mendiami Mesopotamia akan tetapi, karena serangan raja namrud dan kaum yang berkuasa di Babylonia, sampai Mesopotamia selatan pada tahun 2000 SM suku bangsa ini berpencar dan berpisah ke berbagai daerah, di antara kabilah mereka yang termaksud adalah: 'Aad, Tsamud, Ghasan, Jad.
2.
Arab Aribah
Yaitu cikal bakal dari rumpun bangsa Arab yang ada sekarang ini. Mereka berasal dari keturunan Qhattan yang menetap di tepian sungai Eufrat kemudian pindah ke Yaman. Suku bangsa arab yang terkenal adalah: Kahlan dan Himyar. Kerajaan yang terkenal adalah kerajaan Saba' yang berdiri abad ke-8 SM dan kerajaan Himyar berdiri abad ke-2 SM.
Yaitu cikal bakal dari rumpun bangsa Arab yang ada sekarang ini. Mereka berasal dari keturunan Qhattan yang menetap di tepian sungai Eufrat kemudian pindah ke Yaman. Suku bangsa arab yang terkenal adalah: Kahlan dan Himyar. Kerajaan yang terkenal adalah kerajaan Saba' yang berdiri abad ke-8 SM dan kerajaan Himyar berdiri abad ke-2 SM.
3.
Arab Musta'ribah
Yaitu menjadi arab atau peranakan disebut demikian karena waktu Jurhum dari suku bangsa Qathan mendiami Mekkah, mereka tinggal bersama nabi Ismail dan ibunya Siti Hajar. Nabi Ismail yang bukan keturunan Arab, mengawini wanita suku Jurhum. Arab Musta'ribah sering juga disebut Bani Ismail bin Ibrahim ismail (Adnaniyyun).[7]
Yaitu menjadi arab atau peranakan disebut demikian karena waktu Jurhum dari suku bangsa Qathan mendiami Mekkah, mereka tinggal bersama nabi Ismail dan ibunya Siti Hajar. Nabi Ismail yang bukan keturunan Arab, mengawini wanita suku Jurhum. Arab Musta'ribah sering juga disebut Bani Ismail bin Ibrahim ismail (Adnaniyyun).[7]
Bangsa
Arab mempunyai akar panjang dalam sejarah, mereka termasuk ras atau rumpun
bangsa Caucasoid, dalam Subras Mediteranian yang anggotanya meliputi wilayah
sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arabiyah dan Irania. Bangsa arab
hidup berpindah-pindah, nomad, karena tanahnya terdiri atas gurun pasir yang
kering dan sangat sedikit turun hujan. Perpindahan mereka dari satu tempat ke
tempat yang lainnya mengikuti tumbuhnya stepa (padang rumput) yang tumbuh
secara sporadic di tanah arab di sekitar oasis atau genangan air setelah turun
hujan. Bila dilihat dari asal-usul keturunan, penduduk jazirah arab dapat
dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu: Qathaniyun (keturunan Qathan) dan
‘Adaniyun (keturuan Ismail ibnu Ibrahim as)
Sistem
Politik/Pemerintahan Bangsa Arab sebelum Islam
Pada masyarakat arab pra Islam sudah banyak ditemukan tata cara pengaturan dalam aktivitas kehidupan sosial yang dapat dibagi pada beberapa sistem-sistem yang ada di masyarakat, salah satunya adalah system politiknya. Pada garis besarnya penduduk jazirah dapat dibagi berdasarkan territorial kepada dua bagian yaitu:
Pada masyarakat arab pra Islam sudah banyak ditemukan tata cara pengaturan dalam aktivitas kehidupan sosial yang dapat dibagi pada beberapa sistem-sistem yang ada di masyarakat, salah satunya adalah system politiknya. Pada garis besarnya penduduk jazirah dapat dibagi berdasarkan territorial kepada dua bagian yaitu:
1.
Penduduk kota (al-hadharah) yang tinggal di kota perniagaan jazirah Arabia,
seperti Mekkah, Madinah. Kota Mekkah merupakan kota penghubung perniagaan Utara
dan selatan, para pedagang dengan khalifah-khalifah yang berani membeli barang
dagangan dari India dan Cina di Yaman dan menjualnya ke Syiria di Utara.
2.
Penduduk pedalaman yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Cara mereka
hidup adalah nomaden, berpindah dari suatu daerah ke daerah lain, mereka tidak
mempunyai perkampungan yang tetap dan mata pencaharian yang tepat bagi mereka
adalah memelihara ternak, domba dan unta.[8]
Sebelum
kelahiran Islam, ada tiga kekuatan politik besar yang perlu dicatat dalam
hubungannya dengan Arab; yaitu kekaisaran Nasrani Byzantin, kekaisaran Persia
yang memeluk agama Zoroaster, serta Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab bagian
selatan.[9] Setidaknya ada dua hal yang bisa
dianggap turut mempengaruhi kondisi politik jazirah Arab, yaitu interaksi dunia
Arab dengan dua adi kuasa saat itu, yaitu kekaisaran Byzantin dan Persia serta
persaingan antara yahudi, beragam sekte dalam agama Nasrani dan para pengikut
Zoroaster.
Tradisi
kehidupan gurun yang keras serta perang antar suku yang acap kali terjadi ini
nantinya banyak berkaitan dalam penyebaran ide-ide Islami dalam al-Qur’an,
seperti ”jihad”, ”sabar”, ”persaudaraan” (ukhuwwah), persamaan, dan yang
berkaitan dengan semua itu.
Pada
masa sebelum islam yamg diajarkan disebar luaskan ke bangsa Arab oleh
Rasulullah Saw, orang arab sering kali terjali peperangan antar suku di
antaranya dikenal dengan perang Fujjar karena terjadi beberapa kali antar suku,
yang pertama perang antara suku Kinanah dan Hawazan, kemuadian Quraisy dan
Hawazan serta Kinanah dan Hawazan lagi. Dan peperangan ini terjadi 15 tahun
sebelum Rasul diutus.[10]
Kekaisaran
Bizantium dan Kekaisaran Romawi Timur dengan ibu kota Konstantinopel merupakan
bekas Imperium Romawi dari masa klasik. Pada permulaan abad ke-7, wilayah
imperium ini telah meliputi Asia kecil, Siria, Mesir dan sebagian daeah Itali
serta sejumlah kecil wilayah di pesisir Afrika Utara juga berada di bawah
kekuasaannya.[11]
Saingan
berat Bizantium dalam perebutan kekuasaan di Timur Tengan adalah persia. Ketika
itu, imperium ini berada di bawah kekuasaan dinasti Sasanid (sasaniyah). Ibu
kota persia adalah al-Madana’in, terletak sekitar dua puluh mil di sebalah
tenggara kota Baghdad yang sekarang. Wilayah kekuasaannya terbentang dari Irak
dan Mesopotamia hingga pedalaman timur Iran dewasa ini serta Afganistan.
Menjelang
lahirnya Nabi Muhammad Saw, penguasaan Abisinia di Yaman – Abraham, atau lebih
populer dirujuk dalam literatur Islam sebagai Abrahah – melakukan invasi ke
Makkah, tetapi gagal menaklukkan kota tersebut lantara epidemi cacar (hujan
kerikil) yang menimpa bala tentaranya, Ekpedisi ini -merujuk Al-quran dalam
surat 105- pada prinsipnmya memiliki tujuan yang secara sepenuhnya berada di
dalam kerangka politik internasional ketika itu. yaitu upaya Bizantyum untuk
menyatukan suku-suku Arab di bawah pengaruhnya guna menantang Persia. sementara
para sejarawan muslim menambahkan tujuan lain untuknya. Menurut mereka ekpedisi
tersebut- terjadi kira-kira pada 552- dimaksudkan untuk menghancurkan Ka’bah
dalam rangka menjadikan gereja megah di San’a, yang dibangun Abrahah, sebagai
pusat ziarah pusat keagamaan di Arabia.[12]
Dalam
masyarakat arab terdapat organisasi clan (kabilah) sebagai intinya dan anggota
dari satu clan merupakan geneologi (pertalian darah). Pemerintah di kalangan
bangsa Arab sebelum Islam, menurut para ahli sejarah dimulai oleh golongan Arab
Bai'idah. Pada periode pertama dikenal ada kerajaan Aad di daerah Ahkaf al
Romel yang terletak antara Oman dan Yaman, kaum Aad juga pernah mendirikan
kerajaan antara Makkah dan Yastrib. Kemudian juga dikenal kerajaan dari kaum
Tsamud mendiami daerah hijir dan wadi al-Kurro, antara Hijaz dan Syiria.
Kemudian dikenal juga kerajaan dari kaum Amaliqah di Arab Timur, Oman Hijaz
mereka juga ke Mesir dan Syiria. Pada periode Kedua yaitu pada masa Arab Aribah
atau Bani Qhathan yang terkenal dengan kerajaan Madiniyah, kerajaan Sabaiyah
dan kerajaan Himyariah.
Bagian
dari daerah Arab yang sama sekali tidak pernah dijajah oleh bangsa lain adalah
Hijaz. Kota terpenting di daerah ini adalah Mekkah, kota suci tempat ka'bah.
Ka'bah pada masa itu bukan saja disucikan dan dikunjungi oleh penganut-penganut
bangsa asli Makkah, tetapi juga orang-orang Yahudi yang bermukim di sekitarnya.
Untuk
mengamankan para penziarah yang datang ke kota Makkah diadakan pemerintahan
yang pada mulanya berada di tangan dua suku yang berkuasa yaitu suku Jurhum dan
Ismail sebagai pemegang kekuasaan ka'bah. Kekuasaan politik kemudian berpindah
ke suku Khuza'ah dan akhirnya ke suku Quraisy di bawah pimpinan Qushai. Suku
Quraisy ini kemudian yang memegang dan mengatur politik dan juga urusan urusan
yang berkenaan dengan ka'abah. Ada sepuluh (10) jabatan tinggi yang dibagikan
kepada kabilah dari suku Quraisy yaitu :
1.
Hijabah (penjara kunci ka’bah)
2.
Siqayah (penjara air mata Zam zam)
3.
Diyat (Kekuasaan hakim sipil dan criminal)
3.
Sifarah (kuasa usaha Negara atau duta)
3.
Liwa (jabatan ketentaraan)
4.
Rifadah (pengurus pajak bagi fakir miskin)
5.
Nadwah (jabatan ketua dewan)
6.
Khaimman (pengurus balai musyawarah)
7.
Khazinah (jabatan administrasi keuangan)
8.
Azlim (penjaga panah peramal) untuk mengetahui pendapat para dewa-dewa.
Kehidupan
Keagamaan Masyarakat Arab sebelum Islam
Sebelum Islam penduduk Arab menganut agama yang bermacam-macam, dan Jazirah Arab telah dihuni oleh beberapa ideolgi, keyakinan keagamaan.[13] Bangsa Arab sebelum Islam telah menganut agama yang mengakui Allah sebagai tuhan mereka. Kepercayaan ini diwarisi turun temurun sejak nabi Ibrahim as dan Ismail as. al-Qur’an menyebut agama itu dengan Hanif, yaitu kepercayaan yang mengakui keesaan Allah sebagai pencipta alam, Tuhan menghidupkan dan mematikan, Tuhan yang memberi rezeki dan sebagainya. Kepercayaan yang menyimpang dari agama yang hanif disebut dengan Watsniyah, yaitu agama yang mempersyarikatkan Allah dengan mengadakan penyembahan kepada :
Sebelum Islam penduduk Arab menganut agama yang bermacam-macam, dan Jazirah Arab telah dihuni oleh beberapa ideolgi, keyakinan keagamaan.[13] Bangsa Arab sebelum Islam telah menganut agama yang mengakui Allah sebagai tuhan mereka. Kepercayaan ini diwarisi turun temurun sejak nabi Ibrahim as dan Ismail as. al-Qur’an menyebut agama itu dengan Hanif, yaitu kepercayaan yang mengakui keesaan Allah sebagai pencipta alam, Tuhan menghidupkan dan mematikan, Tuhan yang memberi rezeki dan sebagainya. Kepercayaan yang menyimpang dari agama yang hanif disebut dengan Watsniyah, yaitu agama yang mempersyarikatkan Allah dengan mengadakan penyembahan kepada :
o
Anshab, batu yang memiliki bentuk
o
Autsa, patung yang terbuat dari batu
o
Ashnam, patung yang terbuat dari kayu, emas, perak, logam dan semua patung yang
tidak terbuat dari batu.
Berhala
atau patung yang pertama yang mereka sembah adalah : Hubal. Dan kemudian mereka
membuat patung-patung seperti Lata, Uzza, Manata, dll. Tidak semua orang arab
jahiliyah menyembah Watsaniyah ada beberapa kabilah yang menganut agama Yahudi
dan Masehi. Agama Yahudi dianut oleh bangsa Yahudi yang termaksud rumpun bangsa
Samiah (semid). Asal usul Yahudi berasal dari Yahuda salah seorang dari dua
belas putra nabi Yakub.
Agama
Yahudi sampai ke Jazirah Arab oleh bangsa Israel dari negeri Asyur. Mereka
diusir oleh kerajaan Romawi yang beragama Masehi dan bangsa Asyur ini
berangsur-angsur mendiami Yastrib (Madinah) dan sekitarnya dan mereka
menyebarkan agama Yahudi tersebut.[14] Agama Masehi yang berkembang adalah :
Sekte Yaqubiah yang mengatakan bahwa perbuatan dan iradat al – Masih adalah
tabiat ketuhanan. Kaum Yaqubiah berkata bahwa persatuan ketuhanan dengan
kemanusiaan pada diri al-Masih ialah sebagaimana air dimasukan ke dalam tuak, lalu
menjadi jenis yang satu.
Agama-agama
yang ada pada saat itu antara lain :
1.
Yahudi
Agama ini dianut orang-orang Yahudi yang berimigrasi ke Jazirah Arab. Daerah Madinah, Khaibar, Fadk, Wadi Al Qura dan Taima’ menjadi pusat penyebaran pemeluknya. Yaman juga dimasuki ajaran ini, bahkan Raja Dzu Nuwas Al Himyari juga memeluknya. Bani Kinanah, Bani Al Haarits bin Ka’ab dan Kindah juga menjadi wilayah berkembangnya agama Yahudi ini.
Agama ini dianut orang-orang Yahudi yang berimigrasi ke Jazirah Arab. Daerah Madinah, Khaibar, Fadk, Wadi Al Qura dan Taima’ menjadi pusat penyebaran pemeluknya. Yaman juga dimasuki ajaran ini, bahkan Raja Dzu Nuwas Al Himyari juga memeluknya. Bani Kinanah, Bani Al Haarits bin Ka’ab dan Kindah juga menjadi wilayah berkembangnya agama Yahudi ini.
2.
Nashara (Kristen).
Agama ini masuk ke kabilah-kabilah Ghasasinah dan Al Munadzirah. Ada beberapa gereja besar yang terkenal. Misalnya, gereja Hindun Al Aqdam, Al Laj dan Haaroh Maryam. Demikian juga masuk di selatan Jazirah Arab dan berdiri gereja di Dzufaar. Lainnya, ada yang di ‘And dan Najran. Adapun di kalangan suku Quraisy yang menganut agama Nashrani adalah Bani Asad bin Abdil Uzaa, Bani Imri-il Qais dari Tamim, Bani Taghlib dari kabilah Rabi’ah dan sebagian kabilah Qudha’ah.
Agama ini masuk ke kabilah-kabilah Ghasasinah dan Al Munadzirah. Ada beberapa gereja besar yang terkenal. Misalnya, gereja Hindun Al Aqdam, Al Laj dan Haaroh Maryam. Demikian juga masuk di selatan Jazirah Arab dan berdiri gereja di Dzufaar. Lainnya, ada yang di ‘And dan Najran. Adapun di kalangan suku Quraisy yang menganut agama Nashrani adalah Bani Asad bin Abdil Uzaa, Bani Imri-il Qais dari Tamim, Bani Taghlib dari kabilah Rabi’ah dan sebagian kabilah Qudha’ah.
3.
Majusiyah
Sebagian sekte Majusi masuk ke Jazirah Arab di Bani Tamim. Di antaranya, Zaraarah dan Haajib bin Zaraarah. Demikian juga Al Aqra’ bin Haabis dan Abu Sud (kakek Waki’ bin Hisan) termasuk yang menganut ajaran Majusi ini. Majusiyah juga masuk ke daerah Hajar di Bahrain.
Sebagian sekte Majusi masuk ke Jazirah Arab di Bani Tamim. Di antaranya, Zaraarah dan Haajib bin Zaraarah. Demikian juga Al Aqra’ bin Haabis dan Abu Sud (kakek Waki’ bin Hisan) termasuk yang menganut ajaran Majusi ini. Majusiyah juga masuk ke daerah Hajar di Bahrain.
4.
Syirik (Paganisme).
Kepercayaan dengan menyembah patung berhala, bintang-bintang dan matahari yang oleh mereka dijadikan sebagai sesembahan selain Allah. Penyembahan bintang-bintang juga muncul di Jazirah Arab, khususnya di Haraan, Bahrain dan di Makkah, mayoritas Bani Lakhm, Khuza’ah dan Quraisy. Sedangkan penyembahan matahari ada di negeri Yarnan.[15]
Kepercayaan dengan menyembah patung berhala, bintang-bintang dan matahari yang oleh mereka dijadikan sebagai sesembahan selain Allah. Penyembahan bintang-bintang juga muncul di Jazirah Arab, khususnya di Haraan, Bahrain dan di Makkah, mayoritas Bani Lakhm, Khuza’ah dan Quraisy. Sedangkan penyembahan matahari ada di negeri Yarnan.[15]
5.
Al Hunafa’
Meskipun pada waktu hegemoni paganisme di masyarakat Arab sedemikian kuat, tetapi masih ada beberapa orang yang dikenal sebagai Al Hanafiyun atau Al Hunafa’. Mereka tetap berada dalam agama yang hanif, menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya serta menunggu datangnya kenabian.
Meskipun pada waktu hegemoni paganisme di masyarakat Arab sedemikian kuat, tetapi masih ada beberapa orang yang dikenal sebagai Al Hanafiyun atau Al Hunafa’. Mereka tetap berada dalam agama yang hanif, menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya serta menunggu datangnya kenabian.
Di
antara beberapa agama/kepercayaan tersebut yang paling terkenal adalah
penyembahan terhadap berhala yang jumlahnya mencapai lebih dari 360 buah,
sehingga menyesaki lingkungan Ka’bah.[16] Dan setiap qabilah di Arab memiliki
berhala sebagai sesembahan mereka sendiri-sendiri. Di antara berhala yang
paling populer di kalangan mereka ialah :
1.
Wadd.
Adalah nama patung milik kaum nabi Nuh yang berasal dari nama seorang shalih dari mereka. Ditemukan kembali oleh Amru bin Luhai di Jeddah dan diberikan kepada Auf bin ‘Adzrah dan ditempatkan di Wadi Al Quraa di Dumatul Jandal dan disembah oleh bani kalb bin Murrah. Patung ini ada sampai datangnya Islam kemudian dihancurkan Khalid bin Walid dengan perintah Rasulullah.
Adalah nama patung milik kaum nabi Nuh yang berasal dari nama seorang shalih dari mereka. Ditemukan kembali oleh Amru bin Luhai di Jeddah dan diberikan kepada Auf bin ‘Adzrah dan ditempatkan di Wadi Al Quraa di Dumatul Jandal dan disembah oleh bani kalb bin Murrah. Patung ini ada sampai datangnya Islam kemudian dihancurkan Khalid bin Walid dengan perintah Rasulullah.
2.
Suwaa’
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada Mudhor bin Nizaar dan diserahkan kepada bani Hudzail serta ditempatkan di Rohaath sekitar 3 mil dari Makkah.[17]
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada Mudhor bin Nizaar dan diserahkan kepada bani Hudzail serta ditempatkan di Rohaath sekitar 3 mil dari Makkah.[17]
3.
Yaghuts
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada Na’im bin Umar Al Muradi dari Majhaj dan ditempatkan di Akmah atau Jarsy di Yaman, disembah oleh bani Majhaj dan bani An’am dari kabilah Thaiyi’.
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada Na’im bin Umar Al Muradi dari Majhaj dan ditempatkan di Akmah atau Jarsy di Yaman, disembah oleh bani Majhaj dan bani An’am dari kabilah Thaiyi’.
4.
Ya’uq
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Hamadan dan ditempatkan di Khaiwaan, disembah oleh orang-orang Hamadan.
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Hamadan dan ditempatkan di Khaiwaan, disembah oleh orang-orang Hamadan.
5.
Nasr
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Himyar dan ditempatkan di Saba’ disembah oleh bani Dzi Al Kilaa’ dari kabilah Himyar dan sekitarnya.
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Himyar dan ditempatkan di Saba’ disembah oleh bani Dzi Al Kilaa’ dari kabilah Himyar dan sekitarnya.
6.
Manaah
Adalah salah satu patung berhala yang ditempatkan di pantai laut dari arah Al Musyallal di Qadid antara Makkah dan Madinah. Patung ini sangat diagungkan oleh suku AlAus dan Al Khazraj. Rasulullah mengutus Ali bin Abi Thalib untuk menghancurkannya pada penaklukan kota Makkah.
Adalah salah satu patung berhala yang ditempatkan di pantai laut dari arah Al Musyallal di Qadid antara Makkah dan Madinah. Patung ini sangat diagungkan oleh suku AlAus dan Al Khazraj. Rasulullah mengutus Ali bin Abi Thalib untuk menghancurkannya pada penaklukan kota Makkah.
7.
Laata
Laata adalah kuburan orang shalih yang ada di Thaif yang dibangun dengan batu persegi empat. Bangsa Arab seluruhnya sangat mengagungkannya dan sekarang tempatnya adalah di menara masjid Thaif. Ada yang mengatakan bahwa Laata adalah nama seorang yang membuat masakan Sawiiq untuk jamaah haji, lalu ia meninggal kemudian kuburannya di sembah. Ketika bani Tsaqif masuk Islam maka Rasulullah mengutus Al Mughiroh bin Syu’bah untuk menghancurkannya dan kuburan ini dibakar habis.
Laata adalah kuburan orang shalih yang ada di Thaif yang dibangun dengan batu persegi empat. Bangsa Arab seluruhnya sangat mengagungkannya dan sekarang tempatnya adalah di menara masjid Thaif. Ada yang mengatakan bahwa Laata adalah nama seorang yang membuat masakan Sawiiq untuk jamaah haji, lalu ia meninggal kemudian kuburannya di sembah. Ketika bani Tsaqif masuk Islam maka Rasulullah mengutus Al Mughiroh bin Syu’bah untuk menghancurkannya dan kuburan ini dibakar habis.
8.
Al ‘Uzza
Al ‘Uzza adalah satu pohon yang disembah. la lebih baru dari Al Laata, ditempatkan di Wadi Nakhlah di atas Dzatu ‘Irqin. Mereka dulu mendengar suara keluar dari Al Uzza. Berhala ini sangat diagungkan Quraisy dan Kinanah. Ketika Rasulullah Saw menaklukan Makkah, beliau mengutus Khalid bin Al Walid untuk menghancurkannya. Ternyata ada tiga pohon dan ketika dirobohkan yang ketiga, tiba-tiba muncul wanita hitam berambut kusut dalam keadaan rneletakkan kedua tangannya di bahunya menampakkan taringnya. Di belakangnya, ada juru kuncinya. Kemudian Khalid penggal lehernya dan pecah, ternyata ia adalah seekor merpati, lalu Khalid bin Al Walid membunuh juru kuncinya.
Al ‘Uzza adalah satu pohon yang disembah. la lebih baru dari Al Laata, ditempatkan di Wadi Nakhlah di atas Dzatu ‘Irqin. Mereka dulu mendengar suara keluar dari Al Uzza. Berhala ini sangat diagungkan Quraisy dan Kinanah. Ketika Rasulullah Saw menaklukan Makkah, beliau mengutus Khalid bin Al Walid untuk menghancurkannya. Ternyata ada tiga pohon dan ketika dirobohkan yang ketiga, tiba-tiba muncul wanita hitam berambut kusut dalam keadaan rneletakkan kedua tangannya di bahunya menampakkan taringnya. Di belakangnya, ada juru kuncinya. Kemudian Khalid penggal lehernya dan pecah, ternyata ia adalah seekor merpati, lalu Khalid bin Al Walid membunuh juru kuncinya.
9.
Hubal
Merupakan patung yang paling besar di Ka’bah. Diletakkan di tengah Ka’bah. patung ini terbuat dari batu ‘aqiq merah dalam rupa manusia. Dibawa ‘Amru bin Luhai dari Syam. Isaaf dan Naailah (Dua patung berhala yang ada di dekat sumur Zamzam. Dua patung ini berasal dari sepasang orang Jurhum yang masuk ke Ka’bah dan berbuat fujur, lalu dikutuk menjadi dua batu, seiring perjalanan waktu, keduanya disembah.
Merupakan patung yang paling besar di Ka’bah. Diletakkan di tengah Ka’bah. patung ini terbuat dari batu ‘aqiq merah dalam rupa manusia. Dibawa ‘Amru bin Luhai dari Syam. Isaaf dan Naailah (Dua patung berhala yang ada di dekat sumur Zamzam. Dua patung ini berasal dari sepasang orang Jurhum yang masuk ke Ka’bah dan berbuat fujur, lalu dikutuk menjadi dua batu, seiring perjalanan waktu, keduanya disembah.
10.
Dzul Khalashah
Ini adalah berhala milik kabilah Khats’am, Bajilah dan Daus yang berada di Tubaalah, daerah antara Makkah dan Yaman. Begitulah gambaran keadaan agama di Jazirah Arabiyah sebelum datangnya Islam. Mereka masih mengimani rububiyah Allah dan menganggap Allah sebagai sesembahannya juga dan sebagai Dzat Pencipta. Sumber kepercayaan tersebut adalah risalah samawiyah yang yang dikembangkan dan disebarkan di jazirah Arab terutama risalah nabi Ibrahim dan Ismail.[18]
Ini adalah berhala milik kabilah Khats’am, Bajilah dan Daus yang berada di Tubaalah, daerah antara Makkah dan Yaman. Begitulah gambaran keadaan agama di Jazirah Arabiyah sebelum datangnya Islam. Mereka masih mengimani rububiyah Allah dan menganggap Allah sebagai sesembahannya juga dan sebagai Dzat Pencipta. Sumber kepercayaan tersebut adalah risalah samawiyah yang yang dikembangkan dan disebarkan di jazirah Arab terutama risalah nabi Ibrahim dan Ismail.[18]
Kebudayaan
bangsa Arab Pra Islam
Wilayah Timur Tengah menurut Ali Mufrodi meliputi Turki, Iran, Israel, Libanon, Yordania, Syiria, Mesir dan kerajaan-kerajaan yang ada di kawasan Teluk Persia.[19] Turki yang berbudaya Turki dan Iran yang berbudaya Persia tidak dianggap berkebudayaan Arab karena memiliki kebudayaan sendiri-sendiri demikian juga Mesir yang sudah memiliki budaya Firaun, sedangkan yang masuk kawasan kebudayaan Arab terdiri dari Timur Tengah Afrika Utara seperti Maroko, Aljazair, Tunisia dan Libia. yang menurut Haekal antara budaya dan peradaban tersebut tidak pernah saling mempengaruhi perkembangannya kecuali setelah adanya akulturasi dan asimilasi dengan peradaban Islam.[20]
Wilayah Timur Tengah menurut Ali Mufrodi meliputi Turki, Iran, Israel, Libanon, Yordania, Syiria, Mesir dan kerajaan-kerajaan yang ada di kawasan Teluk Persia.[19] Turki yang berbudaya Turki dan Iran yang berbudaya Persia tidak dianggap berkebudayaan Arab karena memiliki kebudayaan sendiri-sendiri demikian juga Mesir yang sudah memiliki budaya Firaun, sedangkan yang masuk kawasan kebudayaan Arab terdiri dari Timur Tengah Afrika Utara seperti Maroko, Aljazair, Tunisia dan Libia. yang menurut Haekal antara budaya dan peradaban tersebut tidak pernah saling mempengaruhi perkembangannya kecuali setelah adanya akulturasi dan asimilasi dengan peradaban Islam.[20]
Orang-orang
arab sebelum islam telah mengalami periode-periode kemajuan dengan adanya
kerajaan-kerajaan sehingga hasil budaya mereka didapati beberapa bekasnya yang
dapat di bagi kepada :
1.
Budaya materil yang sangat terkenal adalah: bendungan Ma'rib di Yaman dari
kerajaan saba dan begitu juga bekas-bekas kerajaan Tsamud, Aad dan kaum
Amalika.
2.
Budaya non material, sangat banyak juga yang terkenal, di antaranya,
syair-syair bangsa arab yang terkenal dengan cerita-cerita tentang keturunan
dan keahlian dalam membuat patung, keahlian mereka dalam bersyair sebenarnya
karena mereka dapat mengetahui bangsa yang halus dan menarik dengan bahasa yang
indah mereka dapat mewariskan amtsai (pepatah arab) dan pepatah itu merupakan
kata-kata orang bijak seperti Luqman
Di
samping budaya yang didapat dari bangsa Arab sebelum Islam, mereka terkenal
terikat dengan Tahayul dan adat istiadat yang melembaga diturunkan turun
temurun. Tahayul dan adat istiadat ini bertumpu kepada kepercayaan Watsaniyah.
Mereka percaya hantu dan Roh jahat. Mereka juga percaya kepada kahin (tukang
tenun, ramal). Mereka juga meyakini kejadian-kejadian alam yang halus.
Misalnya, kalau terjadi sesat di jalan, hendaklah dibalikkan baju supaya dapat
petunjuk.
Meskipun
belum terdapat sistem pendidikan, masyarakat Arabia pada saat itu tidak
mengabaikan kemajuan kebudayaan. Mereka sangat terkenal kemahirannya dalam
bidang sastra yaitu bahasa dan syair. Bahasa mereka sangat kaya sebanding
dengan bahasa Eropa sekarang ini. Keistimewaan bangsa Arabia di bidang bahasa
merupakan kontribusi mereka yang cukup penting terhadap perkembangan dan
penyebaran agama Islam.[21]
Peradaban
bangsa Arab Sebelum Islam
Peradaban Arab adalah akibat pengaruh dari budaya bangsa-bangsa di sekitarnya yang lebih maju daripada kebudayaan dan peradaban Arab. Pengaruh tersebut masuk ke Jazirah Arab melalui beberapa jalur, yang terpenting di antaranya adalah :
Peradaban Arab adalah akibat pengaruh dari budaya bangsa-bangsa di sekitarnya yang lebih maju daripada kebudayaan dan peradaban Arab. Pengaruh tersebut masuk ke Jazirah Arab melalui beberapa jalur, yang terpenting di antaranya adalah :
1.
Melalui hubungan dagang dengan bangsa lain
2.
Melalui kerajaan-kerajaan protektorat, Hirah dan Ghassan
3.
masuknya misi Yahudi dan Kristen
Walaupun
agama Yahudi dan Kristen sudah masuk ke Jazirah Arab, bangsa Arab kebanyakan
masih menganut agama asli mereka, yaitu percaya pada banyak dewa yang di
wujudkan dalam bentuk berhala dan patung. Setiap kabilah mempunyai berhala
sendiri, dan di pusatkan di Ka'bah.
Orang-orang
arab adalah orang yang bangga, tetapi sensitive. Kebanggaan itu disebabkan
bahwa bangsa arab memiliki sastra yang terkenal, kejayaan sejarah arab dan
mahkota bumi pada masa klasik dan bahasa arab sebagai bahasa ibu yang terbaik
di antara bahasa-bahasa lain di dunia. Beberapa sifat lain bangsa arab
pra-islam adalah sebagai berikut :
-
Secara fisik, mereka lebih sempurna dibanding orang-orang eropa dalam berbagai
organ tubuh.
-
kurang bagus dalam pengorganisasian kekuatan dan lemah dalam penyatuan aksi
-
faktor keturunan, kearifan dan keberanian lebih kuat dan berpengaruh
-
mempunyai struktur kesukuan yang diatur oleh kepala suku atau clan
-
tidak memiliki hukum yang regular, kekuatan pribadi dan pendapat suku lebih
kuat dan diperhatikan
-
posisi wanita tidak lebih baik dari binatang, wanita dianggap barang dan hewan
ternak yang tidak memiliki hak. Setelah menikah suami sebagai raja dan
penguasa.
Masyarakat
arab pada masa pra Islam lebih banyak dalam proses pendapatan ekonominya dari
kehidupan alam maupun perdagangan. Perjalanan mereka yang memperjualkan
dagangan ke beberapa kota termasuk barang-barang patung maupun kerajinan
lainnya. Hal itulah yang menghidupi keluarga mereka terkadang daerah arab utara
yang bagian selatan untuk masalah perekonomian dititik tekankan pada bercocok
tanam. Hal ini karena kondisi geogerafis masyarakat arab bagian selatan sangat
mendukung sehingga mereka mendapatkan kebutuhan melalui tanaman yang mereka
olah.[22]
Penutup
Bangsa Arab sebelum lahirnya Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw dikenal sebagai bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Letak geografis yang yang cukup strategis membuat Islam yang diturunkan di Makkah menjadi cepat disebarluaskan ke berbagai wilayah di samping juga didorong oleh faktor cepatnya laju perluasan wilayah yang dilakukan umat Islam dan bahkan bangsa Arab telah dapat mendirikan kerajaan di antaranya Saba’, Ma’in dan Qutban serta Himyar yang semuanya berasa di wilayah Yaman.
Bangsa Arab sebelum lahirnya Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw dikenal sebagai bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Letak geografis yang yang cukup strategis membuat Islam yang diturunkan di Makkah menjadi cepat disebarluaskan ke berbagai wilayah di samping juga didorong oleh faktor cepatnya laju perluasan wilayah yang dilakukan umat Islam dan bahkan bangsa Arab telah dapat mendirikan kerajaan di antaranya Saba’, Ma’in dan Qutban serta Himyar yang semuanya berasa di wilayah Yaman.
Pada
masyarakat arab pra Islam sudah banyak ditemukan tata cara pengaturan dalam
aktivitas kehidupan sosial yang dapat dibagi pada beberapa sistem-sistem yang
ada di masyarakat, salah satunya adalah system politiknya. Orang-orang arab
sebelum islam telah mengalami periode-periode kemajuan dengan adanya kerajaan-kerajaan
sehingga hasil budaya mereka didapati beberapa bekasnya yang dapat di bagi
kepada :
1.
Budaya materil yang sangat terkenal adalah: bendungan Ma'rib di Yaman dari
kerajaan saba dan begitu juga bekas-bekas kerajaan Tsamud, Aad dan kaum Amalika.
2.
Budaya non material, sangat banyak juga yang terkenal, antaranya, syair-syair
bangsa arab yang terkenal dengan cerita-cerita tentang keturunan dan keahlian
dalam membuat patung, keahlian mereka dalam bersyair.
Kritik
dan Saran
Dari keterangan-keterangan di atas mungkin masih jauh dari kata-kata sempurna masih banyak terdapat kesalahan-kesalah, oleh sebab itu kami mengharafkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya. Atas partisipasinya kami ucapkan terima kasih.(Gudang Ilmu)
Dari keterangan-keterangan di atas mungkin masih jauh dari kata-kata sempurna masih banyak terdapat kesalahan-kesalah, oleh sebab itu kami mengharafkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya. Atas partisipasinya kami ucapkan terima kasih.(Gudang Ilmu)
Daftar
Pustaka
1. Al-Habib Alwi bin Thahir al- Haddad, Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh, terj. S. Dhiya Shahab, Jakarta: Lentera Sasritama, 1995.
2. Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004.
3. Ali Mufrodi, Islam di kawasan Kebudayaan Arab, Jakrta : Logos 1997.
4. Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Jakarta : Dunia Pustaka Jaya, 1997.
5. Ibn Kathir, al-Bidaya wa al-Nihaya Cairo: 1932.
6. Fadhil Sj M.Ag, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, Malang : Sukses Offset, 2008.
7. A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, terj. Muchtar Yahya, Jakarta : Djaya Murni, jilid 1,1970.
8. http://moenawar.multiply.com/journal/item/7 – _ftn1
9. http://hitsuke.blogspot.com/2009/05/kondisi-masyarakat-arab-pada-masa-pra.html.
1. Al-Habib Alwi bin Thahir al- Haddad, Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh, terj. S. Dhiya Shahab, Jakarta: Lentera Sasritama, 1995.
2. Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004.
3. Ali Mufrodi, Islam di kawasan Kebudayaan Arab, Jakrta : Logos 1997.
4. Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Jakarta : Dunia Pustaka Jaya, 1997.
5. Ibn Kathir, al-Bidaya wa al-Nihaya Cairo: 1932.
6. Fadhil Sj M.Ag, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, Malang : Sukses Offset, 2008.
7. A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, terj. Muchtar Yahya, Jakarta : Djaya Murni, jilid 1,1970.
8. http://moenawar.multiply.com/journal/item/7 – _ftn1
9. http://hitsuke.blogspot.com/2009/05/kondisi-masyarakat-arab-pada-masa-pra.html.
[4] A. Syalabi, Sejarah dan
Kebudayaan Islam,
terj. Muchtar Yahya, Jakarta : Djaya Murni, jilid 1,1970. Hal 22
[10] Muhammad Ridha, Tarikh
al-Insaniyah wa Abtaluha,
terjmh, Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1987. Hal 300
[13]
http://blog.vbaitullah.or.id/2006/07/09/753-keadaan-keagamaan-bangsa-arab-sebelum-terbitnya-islam-12/
[14] Drs. Fadhil Sj M.Ag, Pasang Surut
Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, Malang : Sukses Offset, 2008. Hal 62
[15]
http://blog.vbaitullah.or.id/2006/07/09/753-keadaan-keagamaan-bangsa-arab-sebelum-terbitnya-islam-12/
[22] Al-Habib Alwi bin Thahir al-
Haddad, Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh, terj. S. Dhiya Shahab, Jakarta:
Lentera Sasritama, 1995. Hal 25