Dalam kesunyian malam, ketika hantu malam memeluk semua ciptaan, aku melihat segala sesuatu, kadang-kadang bernyanyi, kadang-kadang berbisik. Kesedihan adalah aku, karena menatap malam telah membuatku sia-sia. Tetapi aku seorang pecinta dan aroma cinta adalah kesadaran. Itulah hidupku yang harus kujalani.
Akankah engkau
puas dengan cinta seorang laki-laki yang telah menjadikan cinta itu sebagai
temannya, namun tidak membiarkan itu merajainya?
Akankah engkau
temukan damai dengan perasaan jiwa yang remuk dalam badai namun tak membuatmu
tumbang.
Maukah engkau
menerima tawaranku………?
Jika sepakat
bawalah aku dalam genggaman tanganmu yang manis.
Jika tidak
campakkanlah aku sebelum aku merasa siap untuk dicampakkan, meski itu bukanlah alasan.
Dihadapanku,
kekasihku adalah sebuah kehidupan yang kuingin jadi besar dan indah. Kehidupan
yang dimulai pada saat aku menambatkan hatiku padamu. Aku percaya hal itu
abadi, karena aku percaya bahwa engkau mampu mewujudkan kekuatan yang telah
dipercayakan Tuhan kepadaku.
Gembiralah,
karena hari-hari menjadi bahagia karenamu, jiwaku memberi tahu ku tentang
keraguan yang meliputi hatimu, keraguan dalam cinta adalah dosa, kekasih.
Engkau tak perlu
memahami ucapanku, karena dalamnya lautan tidak dapat menampung nyanyian
planet-planet, namun akan kau ceritakan pada anak-anakmu tentang seseorang
lelaki yang diombang-ambingkan oleh perasaan kekasihnya.
Kulupakan
mimpi-mimpiku sendiri dan menatap kecantikan di dalam dirimu. Kubutakan diriku
untuk prosesi setan yang berputar-putar dalam kepalaku. Terpesona oleh kekuatan
tersembunyi yang bersemayam dalam tubuhmu.
Tunggu aku
sesaat, dan aku akan melihat wajahmu. Lihat aku sejenak, mungkin aku melihat
rahasia hati di matamu, mungkin kupahami dari wajahmu semua hal yang
tersembunyi dibalik wajahmu.
Sang jiwa,
tunggu sebentar. Karena aku letih dalam lorong itu dan jiwaku remuk dalam teror
jalanan. Tunggu, karena kita telah mencapai persimpangan itu, tempat kematian
memeluk kehidupan. Aku tak akan beranjak sampai engkau terus terang bahwa
jiwaku adalah tujuan jiwamu, sampai kau ungkap dalam hatiku kebohongan apa yang
terpendam dalam hatimu.
*) Muhammad Syahudin